Biarkan aku menangis malam ini.
Menangisi kesepian saat engkau pergi bawa bahagiaku.
Menangisi luka yang kaubuat sebab hilangmu.
Hari-hariku tak pernah serumit ini.
Malam-malamku tak pernah selengang ini.
Paling tidak, ada sosokmu yang bisa kulihat,
walau tak ada kata yang untuk saling bertegur sapa.
Aku selalu menantikan saat kita bisa saling bercerita tentang hari yang kita lewati.
Saat kita makan berhadapan walau hanya ada denting sendok dan garpu.
Serta saat kita tidur bersama walau di ranjang yang berbeda.
Setidaknya, aku masih bisa merasakan dirimu.
Aku yang pergi, aku yang berhenti.
Tapi rindu tak bisa bohong.
Seolah engkau yang bersalah atas semua duka,
padahal aku menutup mata akan sejuk nuranimu.
Adakah kita bisa saling menyapa?
Di kehidupan, atau di balik halaman sebuah buku dengan kita tokohnya?
Komentar
Posting Komentar